BAB 1. Meniti Hidup Dengan Kemulyaan


 

Meniti Hidup dengan Kemuliaan

Ada beberapa sub bab pembahasan dalam materi ini. Daftar isinya bisa Anda cek di sini:

A. Memahami Makna Pengendalian Diri, Prasangka Baik, Husnużan dan Persaudaraan (Ukhuwah)

1. Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)

a. Pengertian pengendalian diri

Pengendalian diri atau kontrol diri (Mujāhadah an-Nafs) adalah menahan diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain, sepert sifat serakah atau tamak.

b. Contoh Pengendalian Diri

Contoh pengendalian diri dalam kehidupan  misalnya adalah:

  • Menjauhi sifat dengki atau iri hati kepada orang lain dengan tidak membalas kedengkian mereka kepada kita.
  • Memaafkan kesalahan teman dan orang lain yang berbuat “aniaya” kepada kita.
  • Ikhlas terhadap segala bentuk cobaan dan musibah yang menimpa, dengan terus berupaya memperbaiki diri dan lingkungan.
  • Tidak membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
  • Menahan nafsu dari melakukan perkara yang diharamkan.

2. Prasangka Baik (Husnużżan)

a. Pengertian prasangka baik

Prasangka baik atau ĥusnużżan berasal dari kata Arab, yaitu ĥusnu yang artiya baik, dan żan yang artiya prasangka. Jadi, prasangka baik atau positive thinking dalam terminologi Islam dikenal dengan istiah ĥusnużżan. Istiah ĥusnużżan adalah sikap orang yang selalu berpikir positif terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain. 

Lawan dari sifat ini adalah buruk sangka (su’użżan), yaitu menyangka orang lain melakukan hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar.

b. Macam-macam Prasangka Baik 

Dalam ilmu akhlak, ĥusnużżan dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu:

  • Husnużżan kepada Allah Swt.
  • Husnużżan kepada diri sendiri.
  • Husnużżan kepada orang lain.

c. Contoh Berprasangka Baik 

Contoh dalam berprasangka baik dalam kehidupan misalnya adalah:

  • Tidak menuduh teman melakukan kesalahan tanpa adanya bukti yang jelas.
  • Tidak menyebarkan sebuah berita tanpa ditelusuri terlebih dahulu kebenarannya.
  • Selalu meyakini bahwasanya apapun yang Allah berikan adalah hal yang terbaik untuk kehidupan kita.
  • Menerima dan menghargai pendapat orang lain.
  • Menerima apapun kemampuan yang sudah Allah berikan terhadap diri kita.

3. Persaudaraan (Ukhuwwah)

a. Pengertian persaudaran

Persaudaraan (ukhuwwah) dalam Islam dimaksudkan bukan sebatas hubungan kekerabatan karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksud dengan persaudaraan dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat oleh tali aqidah (sesama muslim) dan persaudaraan karena fungsi kemanusiaan (sesama manusia makhluk Allah Swt.).

b. Contoh Persaudaraan (Ukhuwwah)

Contoh persaudaraan dalam kehidupan keseharian adalah:

  • Menjenguk/mendoakan/membantu teman/orang lain yang sedang sakit atau terkena musibah.
  • Mendamaikan teman atau saudara yang berselisih agar mereka sadar dan kembali bersatu.
  • Bergaul dengan orang lain dengan tiak memandang suku, bahasa, budaya, dan agama yang dianutnya.
  • Menghindari segala bentuk permusuhan, tawuran, ataupun kegiatan yang dapat merugikan orang lain.
  • Menghargai perbedaan suku, bangsa, agama, dan budaya teman/orang lain.

B. Ayat-Ayat al-Qur’ān tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan (ukhuwah)

1. Q.S. al-Ḥujurāt/49:12

a. Artinya

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

b. Isi Kandungan

Isi kandungan dalam ayat ini antara lain:

  • Allah Swt. mewajibkan kita untuk berprasangka baik terhadap sesama manusia.
  • Allah Swt. melarang kita untuk berprasangka buruk dan mencari kesalahan orang lain.
  • Allah Swt. mengharamkan perilaku ghibah, karena ghibah merupakan perbuatan yang tercela.

2. Q.S. al-Hujurāt/49:10

a. Artinya

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

b. Isi Kandungan

Isi kandungan dalam ayat ini antara lain:

  • Allah Swt. memerintahkan agar kita mengontrol diri seraya menjaga dan menciptakan perdamaian.
  • Allah Swt. memerintahkan agar kita saling memberikan nasihat kebaikan, 
  • Allah Swt. memerintahkan agar kita mendamaikan perselisihan saudara dengan saudara yang lain.

C. Hadits-hadits tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan (ukhuwah)

1. Hadits Tentang Pengendalian Diri

Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi orang yang perkasa adalah orang yang mengendalikan dirinya ketika marah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Hadis Tentang Prasangka Baik

Rasulullah saw. bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari)

3. Hadis tentang Persaudaraan

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu organ tubuh merasa sakit, akan menjalar kepada semua organ tubuh, yaitu tidak dapat tidur dan merasa demam.” (H.R. Muslim)

Nah, itulah materi meniti hidup dengan kemuliaan dalam pembelajaran PAI.

5 komentar: